Cikarang Listrindo Termeterai sebagai IPO Sektor Utilitas yang Langka

Berita Umum|Mei 27, 2016

27 Mei 2016 – Perusahaan produsen listrik swasta Indonesia menghimpun dana sebesar $272 juta melalui aksi IPO pertama pada sektor listrik dan utilitas negara sejak 2008.

Perusahaan produsen listrik swasta Cikarang Listrindo akan menjadi perusahaan utilitas pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam delapan tahun terakhir setelah menetapkan harga penawaran umum perdana sebesar Rp3,6 triliun ($272 juta) pada hari Jumat.

IPO terkini di sektor listrik dan utilitas adalah penawaran umum perdana saham Indika Energy sebesar $298 juta, yang selesai pada Juni 2008.

Para bankir yang familiar dengan situasi ini menyampaikan kepada FinanceAsia bahwa order book untuk Cikarang Listrindo mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) terutama dari investor asing, investor long-only, termasuk Matthews International Capital Management dan pembeli siaga asing lainnya.

Kendati terdapat sensitivitas harga selama bookbuild, perusahaan memutuskan harga pelaksanaannya di kisaran bawah dari rentang harga penawaran saham, yaitu Rp1.430 hingga Rp1.930. Harga pelaksanaan ditetapkan pada level Rp1.500 per saham, menunjukkan kapitalisasi pasar pre-shoe sebesar $1,82 miliar setara dengan 7,3 kali EV/EBITDA per 2017.

Berdasarkan price-to-earnings, Cikarang Listrindo bernilai 12x dari dari laba 2017. Sesuai rencana perusahaan untuk membagikan dividen hingga 60% atas laba tahun berjalan, dimulai dari tahun 2017, harga pelaksanaan menunjukkan dividend yield tahun depan adalah sebesar 5%.

Alokasi final cenderung ditujukan kepada investor asing dan long-only, yang mencapai 90% dari order, menurut bankir yang paham akan kondisi ini. Sisanya dialokasikan untuk fund multi-strategi dan hedge fund, bankir tersebut menambahkan.

Dua pembeli siaga saham (anchor investor) mengambil lebih dari setengah dari kesepakatan pada harga pelaksanaan.

Bankir mengatakan permintaan asing yang kuat atas saham Cikarang Listrindo menunjukkan bahwa ekuitas Indonesia tetap menjadi salah satu titik terang di wilayah tersebut. Dari sudut pandang ekonomi makro, Indonesia tetap menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia meskipun pertumbuhan PDB tahunan melambat menjadi 4,8% tahun lalu.

“Partisipasi asing meningkatkan likuiditas di pasar saham Indonesia serta membantu emiten baru memanfaatkan pasar ekuitas untuk pendanaan,” kata seorang bankir ECM Asia Tenggara kepada FinanceAsia.

Keberhasilan Cikarang Listrindo memberikan kembali harapan kepada para pelaku pasar untuk melanjutkan IPO yang tertunda dikarenakan volatilitas pasar tahun lalu, termasuk pengembang properti Summarecon Investment dan konglomerat asuransi-real estate Gunung Sewu.

Cikarang Listrindo dijadwalkan akan mencatatkan sahamnya pada tanggal 14 Juni sebagai perusahaan produsen listrik swasta pertama di Indonesia.

Citigroup, Deutsche Bank, UBS, dan Indo Premier Securities menjadi penjamin pelaksana emisi untuk IPO Cikarang Listrindo.

 

Sumber: FinanceAsia (Versi Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Perseroan)