Masyarakat Jadikan Kampung Beting Area Konservasi Mangrove

Berita Umum|Juni 14, 2023

Kampung Beting di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sempat terkenal di sosial media. Hal itu lantaran Kampung Beting dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo sebanyak dua kali.
 
Kunjungan Jokowi untuk melihat proyek jembatan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). Jembatan ini dibangun untuk menghubungkan dua desa yang terpisah oleh Sungai Citarum, dan sebagai jalan produksi para petambak udang.
 
Selain sempat terkenal, Kampung Beting pada 1980-an pernah dijuluki sebagai kampung 'dollar'. Julukan ini disematkan karena nelayan sangat mudah mendapatkan uang karena hasil tangkapan ikan yang melimpah. Pendapatan yang melimpah ini membuat warga di Kampung Beting hidupnya makmur atau jauh dari kata susah.
 
Namun seiring waktu berjalan semua berubah, pendapatan nelayan mulai berkurang. Ini terjadi pada tahun 1990-an. Perekonomian masyarakat mulai menurun. Penyebabnya karena abrasi atau pengikisan daratan dan penurunan muka tanah.
 
Hal itu sebagai akibat pengalihan fungsi lahan mangrove menjadi tambak dan pemukiman terjadi di Desa Pantai Bahagia. Bahkan hal ini menyebabkan lenyapnya tiga kampung lain dan rusaknya tambak nelayan.
 
Melihat situasi ini masyarakat mulai bangkit dan ingin memperbaiki lingkungan. Mereka mulai bertransformasi kembali menjadi area konservasi mangrove dan juga tempat wisata bahari untuk masyarakat Jawa Barat.
 
Masyarakat terus mengusahakan daerah Muara Gembong menjadi sebuah daerah yang ramah lingkungan dan juga ramah wisatawan. Saat ini ada 300 kepala keluarga (KK) masih bertahan tinggal di Kampung Beting.
 
Niat baik sejumlah warga ini disambut PT Cikarang Listrindo Tbk (IDX: POWR) (Perseroan). Perseroan sejak 2019 sampai 2022 telah menanam 5.000 pohon mangrove di areal konservasi. Perseroan juga mendukung pariwisata lokal di sana.
 
Perbaikan ekosistem mangrove oleh Perseroan ini menjadi pusat edukasi pengelolaan mangrove yang berkelanjutan di Kabupaten Bekasi, serta mendukung perekonomian masyarakat lokal terutama yang berhubungan dengan mangrove.
 
Selain itu, Perseroan juga turut berkontribusi dalam menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan warga. Salah satunya terkait dengan kesehatan masyarakat melalui penyediaan fasilitas air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan.
 
Bahkan pada 10 Mei 2023, Perseroan meresmikan fasilitas air bersih yang kedua, dengan menggunakan teknologi bioseptic tank dalam pengolahan airnya untuk kualitas air yang lebih baik.
 
"Kapasitas atas kedua fasilitas air bersih yang dibangun oleh Perseroan dapat memenuhi kebutuhan air bersih terhadap 50 KK," dikutip dari keterangan resmi.
 
Dalam acara peresmian ini, turut hadir Ahmad Qurtubi selaku Sekretaris Desa Pantai Bahagia dan Dadang Subagja selaku Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kecamatan Muara Gembong.
 
Hal ini dilakukan perseroan karena Kampung Beting yang terletak di sekitar muara anak sungai Citarum dan hanya berjarak 1 km dari garis pantai memiliki akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan dasar, seperti air bersih dan sanitasi.
 
Kemudian, Perseroan juga memberikan edukasi dan sosialisasi kepada warga untuk membangun dan merubah pola kehidupan menjadi lebih sehat. Yakni dengan penggunaan air bersih dan sanitasi yang layak, serta menjelaskan dampak aktivitas keseharian terhadap ekosistem laut.
 
Langkah-langkah yang diambil oleh Cikarang Listrindo untuk menyediakan fasilitas air bersih dan sanitasi yang layak di Kampung Beting, Muara Gembong, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
 
Sementara kegiatan penanaman pohon mangrove secara rutin merupakan implementasi dari SDG 15, yaitu menjaga ekosistem daratan.
 
Dengan menggalakkan penanaman mangrove, diharapkan ketahanan ekosistem mangrove akan menjadi benteng alami yang melindungi pesisir dari abrasi dan bencana alam, memberikan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, serta mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim.
 
Kemudian, 5.000 pohon mangrove yang telah ditanam diprediksi menghasilkan serapan karbon yang dihasilkan sebanyak 48,1 ton CO2/tahun yang juga akan membantu mengurangi dampak iklim di daerah tersebut.
 
Sedangkan, kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi merupakan implementasi dari SDG 6, yaitu akses universal terhadap air bersih dan sanitasi.
 
Perseroan terus menularkan kebaikan dengan semangat insan Perseroan, yaitu "Terang yang Membawa Kebaikan", dengan berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi para pemangku kepentingan dan juga semua pihak untuk bersama turut serta dalam upaya membangun bangsa dan negara Indonesia.