S&P Kerek Peringkat Surat Utang Cikarang Listrindo (POWR)

Berita Umum|Juni 11, 2019

Jakarta, 11 Juni 2019 – Lembaga pemeringkat Standard and Poor meningkatkan rating surat utang PT Cikarang Listrindo Tbk. dari sebelumnya BB menjadi BB+.

Dalam siaran pers, Selasa (11/6/2019), Manajemen Cikarang Listrindo menuturkan bahwa perseroan berada persis satu peringkat menuju investment grade atau peringkat investasi. Posisi pemeringkatan BB+ menjadi yang tertinggi dalam pencapaian perseroan.

Emiten berkode saham POWR itu mengklaim berdasarkan peringkat surat utang terbaru oleh Standard and Poor (S&P), perseroan menempati peringkat terbaik ketiga untuk kategori perusahaan swasta yang dinilai oleh lembaga pemeringkatan internasional tersebut.

Adapun, posisi POWR berada di bawah PT PT Astra International Tbk dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia.

Sementara itu, untuk kategori swasta non-investment grade, POWR menempati peringkat teratas dari seluruh perusahaan swasta yang dinilai oleh S&P. Emiten yang bergerak di bidang kelistrikan itu dinilai memiliki prospek yang baik sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia.

S&P menyebut kinerja perseroan akan tetap baik karena kemampuan menghasilkan performa keuangan yang kuat dengan tingkat leverage terjaga dan beroperasi efisien dalam 12 bulan hingga 18 bulan ke depan. Kondisi itu juga tercermin dari kinerja kuartal I/2019 di mana POWR membukukan laba bersih US$27,5 juta atau tumbuh 20,1% secara tahunan.

Di sisi lain, POWR disebut memiliki risiko utang yang terjaga. Hal itu terlihat dari level utang bersih terhadap Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) 1,6 kali atau jauh melampaui syarat maksimum.

Seperti diketahui, POWR saat ini melayani 2.400 pelanggan industri di lima kawasan industri di Cikarang, Jawa Barat. Perseroan memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik berbahan bakar gas dan batu bara dengan kapasitas masing-masing 864 megawatt (MW) dan 280 MW. Dengan demikian, total kapasitas pembangkit terpasang POWR saat ini 1.144 MW.

 

Sumber: Bisnis Indonesia